KUPERCAYA USAHAKU TAK KAN SIA SIA
Pada suatu hari, disebuah sekolah, terdapat 2 orang teman, mereka adalah Raju dan Alex, mereka adalah anak yang sangat rajin. Namun sayangnya hari-hari mereka dilalui dengan ejekan dan cemoohan orang, hal ini terjadi karena baik raju dan alex selalu mendapat nilai yang buruk ditambah lagi dengan himpitan ekonomi keluarga yang sangat memprihatinkan.
Hari demi hari dilalui dengan sangat menyedihkan oleh Raju dan Alex.
Sampai suatu saat, munculah seorang siswa baru bernama ‘Ranco Copas’. Dia dipanggil Ranco, seorang anak yang ceria dengan intelegenci yang tinggi.
Disuatu Pagi, Ranco dipanggil ke kantor untuk menghadap Gurunya.
Guru : “Hei, Nak, kau pindahan dari mana?”
Ranco : “Saya dari desa Bu.”
Guru : “Oh, anak desa. Kau pasti telah tahu lah betapa populernya sekolah ini.”
Ranco : “Ya, tahu Bu.”
Guru : “Lantas, seberapa cerdaskah dirimu?”
Guru : “Lantas, seberapa cerdaskah dirimu?”
Ranco : “Tidak cukup cerdas untuk meyaingi anda Bu.”
Guru : “Bagus, kalau begitu masuklah kamu ke kelas”
Saat diruang kelas, Ranco disambut baik oleh Raju dan Alex, dan duduk tepat di belakang Alex dan Raju.
Raju : “Hei, kau pindahan darimana?”
Ranco : “Saya dari Desa, ada apa?”
Alex : “wah, kau dari desa dan berhasil masuk kesekolah ini pastilah kau pintar, apalagi kalau masuk dengan jalan tes murni.”
Ranco : “Ah, biasa sajalah, semua orang pasti bias masuk kesekolah ini.”
Raju : “Haa, tidak juga. Terlalu merendah itu tidak baik jugalah.”
Alex : “Eh eh, Ranco taukah kau, disini guru matematikanya sangatlah ganas, tak bisa jawab pertanyaan, habislah kita dihukum olehnya. Raju telah berulang kali dihukum olehnya”
Ranco : “O ya? beberapa menit yang lalu, aku baru saja bertemu dengannya, untungnya, dia tidak memberikanku pertanyaan matematika. Hahaha.”
Raju dan Alex tertawa bersama.
Tak lama kemudian guru matematika masuk ke dalam kelas.
Guru : “Pagi murid-muridku, kali ini kita kedatangan murid baru. Katanya sih, dia dari Desa. Kita lihat saja apakah dia bisa mengikuti pelajaran anak kota atau tidak. Bukan begitu saudara Raju?”
Raju : “Bbbbetul Bu”(tegang dan gugup)
Guru : “Baiklah, untuk pemanasan ibu akan memberikan soal ringan untuk pagi ini, jika ada yang bisa, saya akan memberikan di score.”
3 menit setelah Guru memberikan soal yang dia tulis di papan tulis..
Guru : “tak adakah yang bisa? Saudara Raju?”
Raju : “Bbbelum Bu..”
Guru : “Ooww, nampaknya kita punya tawanan baru untuk dihukum..hahaha”
Alex : “Jangan dia lagi Bu! Kasihan dia!”
Guru : “Uhh, ucucucu, romantic sekali hubungan pertemanan 2 sahabat ini, baiklah, kita punya 2 tawanan untuk dikeluarkan dari sekolah ini! Bagaimana? Saudara Ranco? Teman baru Raju dan Alex. Ayo cepat maju dan jawab pertanyaan ini, saya sudah muak menunggu kalian!”
Ranco : “Baik Bu.”
Dengan tidak percaya dirinya Ranco maju ke depan dan menuliskan jawabannya, dan,,,BINGGO!! Dia dapat menjawabnya dengan sempurna. Gurunya pun kaget!
Guru : “ehmm, okay, mungkin soal ini terlalu mudah untuk anak-anak SMA seumuran kalian. Tapi maaf saudara Ranco, kau tak mendapat score karena kau tidak maju secara spontan, melainkan karena aku yang memaksamu maju ke depan!”
Ranco : “Tak apa Bu, inti dari saya belajar adalah agar saya mengerti dan dapat mengaplikasikannya di kehidupan saya, bukan hanya untuk persaingan!”
Guru : “Grrrrr, baiklah murid-muridku, kita sudahi saja pertemuan kali ini” (Guru berbicara dengan muka yang sangat marah dan malu)
Tak terduga oleh Ranco, esok harinya dia, Raju, dan Alex, diajak untuk mengikuti sebuah kompetisi bergengsi di bidang sains. Namun sayangnya mereka harus berada satu tim, dengan anak yang amat sombong, kutu buku, dan selalu merasa benar, yang bernama “Bacosa”.
Sang Guru memberi tahu, bahwa waktu yang dimiliki oleh anak-anak kompetisi sains, hanyalah tinggal 2 bulan lagi, dan guru menjamin kepada semua anak-anak sains yang nantinya menjadi pemenang ataupun tidak akan mendapatkan nilai tertinggi disekolah sebagai penghargaan atas usaha mereka. Mendengar hal itu Ranco, Raju, dan Alex belajar mati-matian. Bacosa yang tidak senang dengan usaha mereka, selalu saja mengganggu mereka dengan memutuskan aliran listrik kamar mereka. Namun, usaha Bacosa tidak berhasil menggoyahkan semangat mereka, dengan menggunakan 3 batang lilin mereka tetap belajar. Mereka terus belajar dan berdoa untuk mencapai kata CHAMPION!
Sampai hari itu tiba, hari yang sangat Raju, Ranco, dan Alex tunggu. Mereka berbaris di lapangan yang terik.
Raju : “Ranco, Alex, apakah kalian siap?”
Alex : “Seberapa kaya, dan cerdas lawan, kita pasti menang.”
Ranco : “Kita telah melewati ini semua bersama, susah payah kita berusaha, 3 tempat teratas hanya untuk kita!”
Raju dan Alex pun bersorak.. “CHAMPION”
3 jam mereka bertempur, dan hasilnya pun di umumkan. Namun sayang seribu sayang, mereka GAGAL, tidak satupun dari mereka ada yang berhasil. Mereka pun kembali ke kamar mereka.
Raju : “Kenapa? Aku telah berusaha! Aku telah berdoa! Tapi malah GAGAL!
Alex : “Percumah, semua percumah! Kita bak seorang pecundang yang di kalahkan begitu saja tanpa peduli dengan usaha kita”
Raju : “Ranco, bagaimana menurutmu Ranco, sia-sia lah usaha kita semua”
Ranco : “Jangan Tanya aku, tahu kah kau betapa HANCUR, REMUK, PECAH, BUSUK, BERKARAT, TERSAYAT, PERIH NYA HATI KU INI!!”
Keesokkan harinya, mereka bertiga masuk sekolah dan dengan seluruh kehancuran hati mereka, mereka pergi ke Guru mereka dan menagih janji guru itu untuk memberikan nilai kepada mereka.
Di dalam ruang Guru
Guru : “Ranco, ada apa ini, kenapa kau tidak lolos?”
Ranco : “entah Bu, saya dengan Alex dan Raju telah berusaha dengan semaksimal mungkin, namun hasilnya tetap saja seperti ini, ya mungkin Tuhan berkata lain Bu.
Guru : “Oh ya, bagaimana dengan si Raju? Dia terlihat seperti yang paling semangat.”
Ranco : “Dia juga tidak Bu.”
Guru : “Hah, memang Raju itu, sudah minta ini-itu, sudah terlihat paling semangat, dia malah seperti itu.”
Ranco pun terdiam sejenak dan langsung meminta idzin kepada gurunya itu.
Saat keluar dari ruang guru, ranco pun sudah di tunggu oleh ke2 sahabatnya, termasuk “Raju”.
Raju : “Bagaimana-bagaimana, apa kata Bu Guru?”
Ranco : “Yahh begitulah, kau sebaiknya jangan tahu hal ini”
Alex : “Ahh, ayolahhh ayolahh”
Ranco pun menceritakan semuanya kepada Alex dan Raju. Mendengar hal itu, Raju sangat amat terpukul, mukanya pun seketika pucat, matanya pun berlinang, dia hanya bisa berdiam diri, membisu, melamun di kelas.
Ranco : “Raju, ayolah sudahlah, jangan seperti ini terus, kasihan dirimu sendiri.”
Alex : “Betul Raju, ayolah, sudah-sudah..”
Raju : “Percuma! Waktu ku hanya terbuang sia-sia, percuma ku habiskan waktu ku hanya untuk memperdalam ilmu yang hanya akan diujikan pada kompetisi itu.. habis! Hancur hatiku! Remuk! sakiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiitttttt”(dengan tatapan ingin menangis).
Alex : “Ya sudah, awalnya akupun seperti mu Raju, Hancur, tapi bagaimana, Allah swt berkata lain, kita tak akan mungkin bisa melawan takdir Tuhan, kita hanya manusia biasa yang harus selalu berusaha dan berdoa memohon yang terbaik untuk masa depan kita. Aku punya kenalan guru spiritual, namanya Pak Alpen, akupun telah berkonsultasi padanya, dan ku curhatkan unek-unek ku kepada dia. Dia pun berkata bahwa, seorang bermental juara, tidak akan putus asa begitu saja ketika mengadapi sebuah kegagalan, dia pasti akan bangkit, orang yang telah sukses tidak mungkin tidak pernah menemui kegagalan, cukup focus saja pada cita-cita kita, maka InsyaAllah akan tercapai!”
Mendengar hal itu Raju pun mulai bangkit, dia mulai beraktifitas seperti sedia kala meski terkadang hatinya perih jika teringat tentang kejadian itu.
Hari berikutnya di kelas
Guru : “ya, seperti biasa ibu akan memberikan soal kepada kalian sebagai pemanasan, bagi yang bisa tunjuk tangan”
Selang waktu satu menit
Raju : “Saya Bu!”
Guru : “wow, Kejutan, Raju yang baru saja kalah mulai bangkit lagi, ucucucucu, silahkan saja kalau bisa”
Dan,, BINGGO, jawabnnya perfect..
Raju : “Bu, saya maju karena saya bisa, bukan karena ibu memaksa saya untuk maju, jadi tolong beri saya score karena jawaban saya betull”
Guru : “Bbbbaiklah”(gurunya bingung)
Hari demi Hari dilalui dengan penuh semangat oleh Raju, Ranco, dan Alex..
Waktu terus berputar, dan tak terasa mereka pun telah beranjak dewasa..
Kejutannya, Bacosa yang dimasa SMA selalu menghina Raju, Ranco, dan Alex. Tapi dimasa sekarang,,,
Tok tok tok
Raju : “Ya, masuk”
Bacosa : “Permisi Pak, saya ingin menghantarkan dokumen ini”
Raju : “Apa! Haduh ini tuh salah! Hah, bisa-bisa kalau kamu kerja disini terus perusahaan saya bisa bangkrut! Kamu bisa mencoreng nama baik saya sebagai pemilik Raju Research of Statistic.”
Tok tok tok
Raju : “Masuk!”
Alex : “Heii, Raju… dan Bacosa???”
Ranco : “Bahahha, kok bisa? Bacosa ingin menawarkan kerja sama inter perusahaan? Perusahaan apa Bacosa?”
Bacosa : “Bukan, aku hanya staff biasa disini”
Ranco : “Apa!!!”
Ranco dan Alex pun terkaget-kaget
Raju : “Ya sudah Bacosa, kau boleh keluar dan memperbaiki laporan ini, maaf jika tadi saya terlalu kasar dengan kamu”
Bacosa pun keluar..
Ranco : “Haduhhh, hiduppp, hiduppp.. aneh tapi nyata!”
Alex : “Ya Allah swt memang maha adil”
Raju : “Memang selalu ada jalan untuk yang selalu mau berdoa dan berusaha”
Begitulah mereka bertiga terus menjalani kehidupan mereka yang sukses itu, semua usaha dan doa mereka mereka kini terbalas dengan kesuksesan!!
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar